Bagaimana menurut pandangan islam?
Anak adalah harapan di masa yang akan datang. Tak ada yang memungkiri
ungkapan itu karena memang hal itulah yang akan terjadi. Karenanya,
sudah semestinya orangtua memberikan perhatian khusus dalam hal
mendidik anak sehingga kelak mereka menjadi para pengaman dan pelopor
masa depan umat Islam.
Generasi yang cerdas
Bicara mengenai peradaban, tentunya tidak bisa dilepaskan dari
proses re-generasi dari waktu ke waktu. Kalau umat islam ingin menjadi
kekuatan yang unggul, apakah kita sudah melahirkan generasi Islam yang
benar-benar sesuai dengan kriteria Al-Quran? atau justru sebaliknya,
kaum Yahudi-lah yang telah mengamalkan nilai-nilai al-Quran sehingga
mereka bisa unggul?
Kita perlu mawas diri dan antisipasi jangan sampai generasi kita dan
setelahnya justru menjadi generasi yang lemah bahkan dimurkai Alloh
SWT. Hal ini penting diperhatikan terutama bagi kita sebagai orang
tua, karena kondisi zaman ini begitu hebat merusak nilai -nilai
ke-islaman. Betapa tidak, nilai-nilai
konsumerisme, hangar bingar, showbiz, kebahagian sesaat, musik, lawak, gossip, santai, dan misteri
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam keseharian generasi
kita. Dari pagi hingga malam generasi kita disuguhi oleh nilai-nilai
ini melalui berbagai macam media masa (televisi, majalah, internet,
dll). Akan dibawa kemanakah generasi Islam Indonesia sekarang ini?
Bagaimana mungkin kita bisa menghasilkan generasi yang cerdas, sholeh
dan diridhoi Alloh kalau nilai-nilai yang dimasukkan bertentangan
dengan nilai Qurani?
Kembali kepada Al-Quran & Hadits
Kembali kepada Al-Quran & Hadits, itulah jalan yang harus kita
tempuh agar kita bisa melahirkan generasi yang cerdas dan diridhoi
Alloh SWT. Alloh telah memberikan gambaran dalam
QS Maryam, 12 – 14, sebagimana nabi Zakaria a.s mampu melahirkan generasi yang cerdas dan sholeh yakni nabi Yahya a.s.
“Hai Yahya, ambillah al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak”
“Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertaqwa“
“Dan Banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka”
Berdasarkan ayat diatas, kiat -kiat agar kita bisa melahirkan generasi yang cerdas adalah sebagai berikut:
Satu, Berpegang Teguh kepada kitab Al-Quran dengan kuat
Sudah menjadi keharusan, sejak seorang ibu mengandung jabang bayi,
ia memperdengarkan ayat-ayat Al-Quran kepadanya. Biasakanlah suara yang
berkumandang adalah ayat-ayat Alloh, bukan yang lain. Hal ini secara
internal akan mengusik jabang bayi dan meneguhkan hati dan pikirannya,
sehingga ia akan memiliki kekuatan iman, logika dan ketuhanan.
Ada sebuah penelitian di Amerika yang mempelajari kanapa tradisi
Yahudi melahirkan generasi yang cerdas. Hasilnya adalah tidak berbeda
dengan yang diceritakan dalam al-Quran di atas. Saat seorang ibu hamil,
mereka sering bermain musik, piano dan mendengarkan nada-nada yang
kompleks (jazz, klassik, dll), dan menyelesaikan soal-soal matematik
(logika), sehingga hal inilah yang merangsang pertumbuhan otak yang
jenius.
Kalau kita perhatian dengan seksama, sebenarnya seni musik ini
adalah wujud dari keindahan bunyi al-Quran. Kalau kita membaca al-Quran
dengan baik dan benar mengikuti kaidah-kaidah tajwid, maka akan muncul
alunan bunyi yang kompleks. Jadi sudah seharusnya seorang ibu tidak
melupakan membaca Al-quran kepada jabang bayinya dan juga
mempelajarinya dengan cerdas.
Kata KUAT, dalam ayat di atas bisa diartikan kuat secara logika dan
fisik. Untuk itu ajarilah anak agar memiliki kekuatan logika dan
fisik yang kuat. Istri nabi (Khadijah) selalu bergelut dengan urusan
perhitungan atau matematik dalam bisnisnya, begitu pula nabi Muhammad
saw memerintahkan agar mengajari anak
memanah, berlari, menembak dan berkuda.
Jika hal ini kita lakukan maka seorang anak akan bisa lebih fokus, kuat
dan otak maksimal. Dia akan siap berjuang demi menjungjung kebenaran.
Dua, Beri Hikmah selagi masih Kanak Kanak
Semenjak kecil
(golden age) ajarilah anak dengan berbagai
macam ilmu pengetahuan dengan serius bukan hanya bermain. Seperti
halnya anak-anak palestina yang dididik dengan keras untuk menghapal
al-Quran. Inilah yang menjadi katakutan bangsa Yahudi, dan menjadi
target pembunuhan dalam setiap serangannya di Palestina.
Tiga, Lemah lembut dan kasih sayang
Ajarilah anak sejak kecil kasih sayang jangan dengan kemarahan dan
kebencian. Karena hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan jiwa (emosi) di
kemudian kelak.
Empat, Jiwa yang bersih dan bertaqwa, Berbakti kepada orang tua, Tidak Sombong dan Durhaka
Terakhir ajarilah anak-anak agar memiliki jiwa yang bersih, bertaqwa
kepada Alloh dan rosulnya, berbakti kepada kedua orang tua dan tidak
sombong dan durhaka kepada sesama dan lingkungannya.